Bagi siswa-siswa yang ingn masuk universitas, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi, salah satunya adalah tantangan dalam membagi waktu belajar guna menghadapi seleksi masuk universitas.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sebagian besar dari para calon peserta tes SBMPTN dan Ujian Mandiri tahun depan, saat ini masih duduk di bangku kelas 12 yang notabene berhadapan dengan jadwal sekolah yang sangat sibuk. Sementara disisi lain ada sebagian calon peserta SBM dan UM yang mana sebelumnya gagal dan berniat ingin mengikuti kembali juga disibukkan dengan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.
Di balik berbagai macam kesibukan ini, selalu timbul pertanyaan dari para calon mahasiswa :
"Bagaimana caranya membagi waktu untuk belajar SBMPTN & Ujian Seleksi Mandiri di tengah-tengah kesibukan kelas 12 / perkuliahan?" - calon peserta tes SBMPTN & UM.
Sebelum memulai belajar ada kalanya kita merencanakan terlebih dahulu apa yang hendak mita pelajari sobat, berikut adalah langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan sobat :
Bagi sobat yang ingin lebih intensif lagi belajar untuk SBMPTN, sobat bisa cek link ini Ruangguru.com, terdapat promo untuk persiapan intensif SBMPTN bagi sobat-sobat dengan guru privat yang siap membantu sobat kapan saja dimana saja. Paket ini termasuk dengan sesi belajar privat, tryout SBMPTN, serta konseling jurusan bagi anak dan orang tua.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sebagian besar dari para calon peserta tes SBMPTN dan Ujian Mandiri tahun depan, saat ini masih duduk di bangku kelas 12 yang notabene berhadapan dengan jadwal sekolah yang sangat sibuk. Sementara disisi lain ada sebagian calon peserta SBM dan UM yang mana sebelumnya gagal dan berniat ingin mengikuti kembali juga disibukkan dengan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.
Di balik berbagai macam kesibukan ini, selalu timbul pertanyaan dari para calon mahasiswa :
"Bagaimana caranya membagi waktu untuk belajar SBMPTN & Ujian Seleksi Mandiri di tengah-tengah kesibukan kelas 12 / perkuliahan?" - calon peserta tes SBMPTN & UM.
Sebelum memulai belajar ada kalanya kita merencanakan terlebih dahulu apa yang hendak mita pelajari sobat, berikut adalah langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan sobat :
Bagi sobat yang ingin lebih intensif lagi belajar untuk SBMPTN, sobat bisa cek link ini Ruangguru.com, terdapat promo untuk persiapan intensif SBMPTN bagi sobat-sobat dengan guru privat yang siap membantu sobat kapan saja dimana saja. Paket ini termasuk dengan sesi belajar privat, tryout SBMPTN, serta konseling jurusan bagi anak dan orang tua.
LANGKAH 1: Telusuri Sebanyak Apa Bahan Materinya
LANGKAH 2: Buatlah PAKET BELAJAR berdasarkan Topik Materi

LANGKAH 3: Fokus Penyelesaian Paket Belajar dengan Target Mingguan
Oke setelah sobat bikin paket-paket belajar, sobat jadi tau betul ruang lingkup kegiatan yang sobat akan lakukan. sobat juga udah bisa kebayang kira-kira kegiatannya akan seperti apa: bisa jadi pendalaman materi, bikin rangkuman/mind-map, latihan soal, atau try out mandiri. Dengan bikin paket belajar, sobat juga bisa estimasi kira-kira berapa lama waktu yang sobat butuhkan dalam menyelesaikan paket belajar tersebut. Bisa jadi 60 menit, 90 menit, 120 menit, terserah kapasitas dan waktu luang sobat sendiri.
Nah, setelah sobat membedah daftar kegiatan yang mau sobat jalani, langkah selanjutnya adalah plotting kegiatan-kegiatan tersebut menjadi target mingguan. Sampai di sini sobat harus hati-hati, jangan sampai ujung-ujungnya jadi terjebak dalam sistem timetable lagi. Terus bagaimana agar plotting kegiatannya tidak terpaku pada orientasi waktu? Berikut adalah beberapa hal yang perlu sobat cermati:
A. Jangan Terlalu Strict terhadap Waktu.
Dalam proses organizing kegiatan , jangan taruh komitmen sobat pada 'waktu', tapi taruh komitmen pada 'kegiatan'. Artinya apa? Ketika sobat punya target 'Paket Belajar' yang harus dikerjakan dalam 1 minggu, sobat GAK PERLU plotting bahwa paket Matdas-I harus dikerjakan hari Senin, atau paket belajar Matdas-II & III dikerjakan hari Rabu, lengkap dengan jam, menit, detik. Jangan seperti itu. Kalau lo lakukan itu, ujung-ujungnya jadi sistem time-table lagi.
Jadi gimana dong? Bikin aja daftar paket belajar yang mau sobat capai dalam seminggu, tanpa harus terbebani kapan sobat harus mengerjakan itu.
Oke setelah sobat bikin paket-paket belajar, sobat jadi tau betul ruang lingkup kegiatan yang sobat akan lakukan. sobat juga udah bisa kebayang kira-kira kegiatannya akan seperti apa: bisa jadi pendalaman materi, bikin rangkuman/mind-map, latihan soal, atau try out mandiri. Dengan bikin paket belajar, sobat juga bisa estimasi kira-kira berapa lama waktu yang sobat butuhkan dalam menyelesaikan paket belajar tersebut. Bisa jadi 60 menit, 90 menit, 120 menit, terserah kapasitas dan waktu luang sobat sendiri.
Nah, setelah sobat membedah daftar kegiatan yang mau sobat jalani, langkah selanjutnya adalah plotting kegiatan-kegiatan tersebut menjadi target mingguan. Sampai di sini sobat harus hati-hati, jangan sampai ujung-ujungnya jadi terjebak dalam sistem timetable lagi. Terus bagaimana agar plotting kegiatannya tidak terpaku pada orientasi waktu? Berikut adalah beberapa hal yang perlu sobat cermati:
A. Jangan Terlalu Strict terhadap Waktu.
Dalam proses organizing kegiatan , jangan taruh komitmen sobat pada 'waktu', tapi taruh komitmen pada 'kegiatan'. Artinya apa? Ketika sobat punya target 'Paket Belajar' yang harus dikerjakan dalam 1 minggu, sobat GAK PERLU plotting bahwa paket Matdas-I harus dikerjakan hari Senin, atau paket belajar Matdas-II & III dikerjakan hari Rabu, lengkap dengan jam, menit, detik. Jangan seperti itu. Kalau lo lakukan itu, ujung-ujungnya jadi sistem time-table lagi.
Jadi gimana dong? Bikin aja daftar paket belajar yang mau sobat capai dalam seminggu, tanpa harus terbebani kapan sobat harus mengerjakan itu.
Kesannya ini sepele, tapi begitu sobat ga dibebani oleh jadwal yang mengekang, jadi lebih fleksibel dalam mengerjakan target mingguan tersebut. Ingat, taruh komitmen lu pada 'kegiatan', gimanapun caranya supaya target sobat itu tercapai. Dalam prakteknya, sobat bisa ngerjain paket belajar itu kapanpun sobat merasa NYAMAN mengerjakannya.
Bisa jadi sobat lebih nyaman nyicil 2-3 hari sekali, atau bisa jadi sobat kebut semua di akhir minggu, terserah gimana lo NYAMAN & lagi MOOD untuk belajar. Ketika lo punya otonomi, punya keleluasaan, punya fleksibilitas, saya yakin belajar jadi lebih efektif dan enjoy. Gak kerasa terus dikejar-kejar oleh waktu/deadline.
Apalagi kalau paket belajar yang sobat susun sebelumnya udah disertai dengan estimasi durasi waktu. Wah makin fleksibel lagi deh sobat bisa menyesuaikan jadwal belajar dengan waktu luang sobat!
Supaya sobat lebih kebayang, saya kasih gambaran simpelnya seperti gambar ini:
Bisa jadi sobat lebih nyaman nyicil 2-3 hari sekali, atau bisa jadi sobat kebut semua di akhir minggu, terserah gimana lo NYAMAN & lagi MOOD untuk belajar. Ketika lo punya otonomi, punya keleluasaan, punya fleksibilitas, saya yakin belajar jadi lebih efektif dan enjoy. Gak kerasa terus dikejar-kejar oleh waktu/deadline.
Apalagi kalau paket belajar yang sobat susun sebelumnya udah disertai dengan estimasi durasi waktu. Wah makin fleksibel lagi deh sobat bisa menyesuaikan jadwal belajar dengan waktu luang sobat!
Supaya sobat lebih kebayang, saya kasih gambaran simpelnya seperti gambar ini:

Wah terus kalo misalnya ga berhasil mencapai target mingguan gimana dong? Ingat prinsip ini:
Dengan prinsip di atas, 'waktu' bukan lagi jadi indikator yang harus ditaati, tapi hanya sebagai alat bantu untuk mengevaluasi sejauh mana sobat udah menyelesaikan target kegiatan . Jadi kalo sobat misalnya ga mencapai target minggu sebelumnya, sobat tinggal masukin aja 'paket belajar' itu jadi target tambahan di minggu berikutnya untuk 'nebus dosa'. Sistem ini menurut saya jauh lebih mudah dan efisien daripada menggunakan sistem timetable yang cukup ribet memikirkan hari apa, jam berapa, dan lain sebagainya.
B. Ganti sistem kalender jadi sistem Countdown.
Dalam metode task-oriented, kita udah ga perlu lagi memandang 'waktu' berdasarkan timetable kalender, tapi berdasarkan sistem 'countdown'. Maksudnya gimana? Dalam konteksnya dengan SBMPTN misalnya, kita bisa melakukan target mingguan yang mana sudah saya illustrasikan pada gambar sebelumnya. sobat bisa lihat terdapat kolom dengan warna kuning bertuliskan W-37, W-36. Itulah yang saya maksud dengan sistem countdown.
Sistem countdown ini bukan saja lebih simpel, tapi juga bisa jadi 'alarm' yang ampuh untuk mengevaluasi sejauh mana sobat udah progress dalam belajar. Terkadang kalau orang berpikir dengan perspektif kalender, suka tidak akurat hasil perhitungannya:
"Ah masih bulan (misalnya) Januari ini, masih lama kok SBMPTN...Nanti belajarnya dikebut belakangan aja"
Padahal kalo pakai sistem countdown, kita bisa lihat secara akurat bahwa awal Januari 2017 itu udah W-20 SBMPTN. Berarti kita hanya memiliki waktu sekitar 20 minggu lagi sampai pada hari ujian SBMPTN. Dengan pakai sistem countdown, sobat jadi lebih awas dalam melihat progress sudah sejauh mana kesiapan sobat.
C. Rancang Penempatan Aktivitas (Paket Belajar) secara Terencana.
Inget pesan saya sebelumnya, jangan merancang jadwal belajar yang bikin otak kita overload karena kita memaksakan terlalu banyak informasi yang masuk dalam waktu singkat. Belajar untuk seleksi masuk universitas tidak sama dengan belajar harian disekolah yang mana kalau disekolah biasanya untuk pergantian jam pelajaran cukup cepat. Na ini jangan disamakan ya antara keduanya.
Pertanyaan dalam ujian SBMPTN itu sangat menguji konsep pemahaman kita, banyak pertanyaan jebakannya, dan tipe soalnya sangat bervariasi. Jadi untuk belajarnya harus sangat mendalam, jangan ganti materi jika materi sebelumnya belum benar-benar dipahami atau dikuasai konsepnya secara detail.
Oleh karena itu, saya pribadi menyarankan agar sobat bisa merancang program belajar sobat untuk fokus pada 1 pelajaran (atau maksimal 2 deh) dalam seminggu penuh, baru kemudian minggu depannya masuk ke pelajaran lain. Sobat bisa lihat kembali illustrasi yang saya tampilkan di atas, pada W-37 saya fokuskan pada pelajaran Matdas, pada W-36 fokus pada TPA, minggu berikutnya W-35, balik lagi ke Matdas, dst... Dengan begitu, sobat jadi lebih fokus belajar pada 1-2 pelajaran secara mendalam hingga memahami konsepnya dengan matang.
“Tujuan bikin jadwal itu bukan untuk dijalani secara strict 100%, tapi untuk merancang aktivitas yang terarah dimana penerapannya bisa terus kita EVALUASI secara berkala.”
Dengan prinsip di atas, 'waktu' bukan lagi jadi indikator yang harus ditaati, tapi hanya sebagai alat bantu untuk mengevaluasi sejauh mana sobat udah menyelesaikan target kegiatan . Jadi kalo sobat misalnya ga mencapai target minggu sebelumnya, sobat tinggal masukin aja 'paket belajar' itu jadi target tambahan di minggu berikutnya untuk 'nebus dosa'. Sistem ini menurut saya jauh lebih mudah dan efisien daripada menggunakan sistem timetable yang cukup ribet memikirkan hari apa, jam berapa, dan lain sebagainya.
B. Ganti sistem kalender jadi sistem Countdown.
Dalam metode task-oriented, kita udah ga perlu lagi memandang 'waktu' berdasarkan timetable kalender, tapi berdasarkan sistem 'countdown'. Maksudnya gimana? Dalam konteksnya dengan SBMPTN misalnya, kita bisa melakukan target mingguan yang mana sudah saya illustrasikan pada gambar sebelumnya. sobat bisa lihat terdapat kolom dengan warna kuning bertuliskan W-37, W-36. Itulah yang saya maksud dengan sistem countdown.
Sistem countdown ini bukan saja lebih simpel, tapi juga bisa jadi 'alarm' yang ampuh untuk mengevaluasi sejauh mana sobat udah progress dalam belajar. Terkadang kalau orang berpikir dengan perspektif kalender, suka tidak akurat hasil perhitungannya:
"Ah masih bulan (misalnya) Januari ini, masih lama kok SBMPTN...Nanti belajarnya dikebut belakangan aja"
Padahal kalo pakai sistem countdown, kita bisa lihat secara akurat bahwa awal Januari 2017 itu udah W-20 SBMPTN. Berarti kita hanya memiliki waktu sekitar 20 minggu lagi sampai pada hari ujian SBMPTN. Dengan pakai sistem countdown, sobat jadi lebih awas dalam melihat progress sudah sejauh mana kesiapan sobat.
C. Rancang Penempatan Aktivitas (Paket Belajar) secara Terencana.
Inget pesan saya sebelumnya, jangan merancang jadwal belajar yang bikin otak kita overload karena kita memaksakan terlalu banyak informasi yang masuk dalam waktu singkat. Belajar untuk seleksi masuk universitas tidak sama dengan belajar harian disekolah yang mana kalau disekolah biasanya untuk pergantian jam pelajaran cukup cepat. Na ini jangan disamakan ya antara keduanya.
Pertanyaan dalam ujian SBMPTN itu sangat menguji konsep pemahaman kita, banyak pertanyaan jebakannya, dan tipe soalnya sangat bervariasi. Jadi untuk belajarnya harus sangat mendalam, jangan ganti materi jika materi sebelumnya belum benar-benar dipahami atau dikuasai konsepnya secara detail.
Oleh karena itu, saya pribadi menyarankan agar sobat bisa merancang program belajar sobat untuk fokus pada 1 pelajaran (atau maksimal 2 deh) dalam seminggu penuh, baru kemudian minggu depannya masuk ke pelajaran lain. Sobat bisa lihat kembali illustrasi yang saya tampilkan di atas, pada W-37 saya fokuskan pada pelajaran Matdas, pada W-36 fokus pada TPA, minggu berikutnya W-35, balik lagi ke Matdas, dst... Dengan begitu, sobat jadi lebih fokus belajar pada 1-2 pelajaran secara mendalam hingga memahami konsepnya dengan matang.
0 Komentar untuk "Cara Membuat Jadwal Pelajaran untuk Menghadapi SBMPTN"